Semarang, Hmjpaiuinwalisongo – Dalam suasana pandemi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang menggelar Wisuda Magister (S2) Ke-50 dan Sarjana (S1) Ke-83 Periode Februari pada Rabu (09/02) kemarin.
Prosesi wisuda dilaksanakan secara luring di Auditorium 2 Kampus 3 UIN Walisongo. Prosesi ini juga disiarkan secara langsung melalui akun youtube UIN Walisongo Semarang pada pukul 09.00 WIB.
Sejumlah 55 mahasiswa jurusan PAI diwisuda oleh Wakil Dekan FITK, Dr. H. Mahfud Junaedi, M. Ag. Dalam sambutannya, beliau mewakili pimpinan FITK mengucapkan selamat kepada wisudawan wisudawati yang telah menyelesaikan studinya di UIN Walisongo. Beliau juga berpesan bahwa sebagai sarjana FITK yang hidup di era revolusi industri 4.0. harus membekali diri dengan tiga literasi.
“Ketika menjadi guru nantinya, sarjana FITK harus membekali diri dengan tiga literasi. Ketiga literasi tersebut adalah literasi teknologi, literasi data, dan literasi manusia. Sarjana FITK harus menguasai ketiganya supaya dapat memenangkan kompetisi sebaik mungkin,” pesannya.
Syamsudin Aziz Saputra, salah satu wisudawan asal Grobogan,yang menyandang predikat wisudawan terbaik Jurusan Pendidikan Agama Islam periode Februari 2022. Dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang diraih sebesar 3,91.
Ketika diwawancarai via telepon, ia mengakui bahwa kuliah di UIN Walisongo bukan pilihan awalnya.
“Saya sempat mencoba banyak jalur masuk perguruan tinggi, tetapi gagal. Hingga akhirnya saya diterima di jurusan PAI UIN Walisongo lewat jalur UM-PTKIN. Sebenarnya itu bukan prioritas saya, karena saya lebih berminat ke jurusan umum. Kemudian setelah saya meminta nasihat dari kyai dan orang tua, akhirnya saya mengambil jurusan tersebut,” tuturnya.
Setiap harinya Aziz disibukkan dengan kuliah dan organisasi. Selain itu, ia juga pernah menjadi marbot mushola dan guru les privat. Organisasi yang diikutinya meliputi PMII Rayon Abdurrohman Wahid, HMJ PAI, Generasi Baru Indonesia, Komunitas Pecinta Gunung, dan Komunitas Oentuk Perubahan Indonesia (KOPI). Ia mempunyai trik cara memanajemen waktu agar tidak terjadi bentrok antara kuliah dan organisasi.
“Saya mempunyai prinsip bahwa saya harus sukses studi dan sukses organisasi. Saya berusaha semaksimal mungkin untuk mengerjakan tugas kuliah dengan baik. Organisasi juga tak boleh ketinggalan, saya jalankan keduanya itu dengan maksimal,” terangnya.
Untuk meraih predikat wisudawan terbaik jurusan PAI, ternyata Aziz hanya membutuhkan waktu sekitar 4-5 bulan untuk menyelesaikan skripsinya. Skripsinya yang berjudul “Pengaruh Scientific Blended Learning terhadap Hasil Belajar Fiqih di MTs Al-Azhar Wirosari Grobogan” mampu membuatnya menjadi salah satu diantara 14 mahasiswa FITK yang lulus 3,5 tahun.
Di akhir wawancara, ia memberikan motivasi untuk adik-adik tingkatnya ketika menjalani proses perkuliahan.
“Selama perkuliahan, intinya tetap semangat dan usahakan melakukan segala sesuatu dengan maksimal. Hilangkan rasa malas, tanamkan prinsip dan target dengan baik. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, selangkah demi selangkah pasti setiap orang bisa sukses,” pungkasnya.
Penulis: Nurul Laely Mahmudah (KOMINFO HMJ PAI 2022)