Semarang – Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) UIN Walisongo gelar Guest Lecturer bertajuk “Islamic Education as an Interdisciplinary Subject” pada Selasa (8/6). Kegiatan ini diselenggarakan secara offline yang diikuti oleh mahasiswa kelas internasional jurusan PAI. Kegiatan Guest Lecturer yang digelar merupakan kegiatan kedua pasca diundangnya Prof. Dr. Abdalla, Ph.D. bulan lalu.
Guest Lecturer Class diawali dengan sambutan Wakil Dekan I, Dr. Mahfud Junaedi, M.Ag. Dalam sambutannya ia menyampaikan bahwa kegiatan dosen tamu dari luar negeri akan memberikan kontribusi dalam meningkatkan atmosfer internasional di Jurusan PAI dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo.
“Ini adalah kesempatan baik bagi mahasiswa International Class Program (ICP) Jurusan PAI untuk mengasah kemampuan bahasa dan meningkatkan wawasan pengetahuan bersama dosen bertaraf internasional”, imbuhnya.
Hadir sebagai dosen tamu pada kegiatan ini adalah Prof. Dr. Ednan Aslan, M.A., guru besar pendidikan pada University of Vienna. Ia memaparkan bahwa sebuah disiplin keilmuan bisa dikatakan sebagai sains paling tidak harus memiliki tiga unsur, yakni subjek kajian yang spesifik, mengungkap keteraturan (discovering regularities) fenomena, dan merangkai teori (designing theories).
Dalam rangka mendesain pendidikan Islam sebagai ilmu yang interdisipliner, menurut Prof. Dr. Ednan bisa dilakukan melalui beberapa strategi. Diantaranya adalah dengan pendekatan hermeunetik, riset empiris, dan kritik ideologi (ideology critique).
Penelitian hermeneutik adalah tentang interpretasi dan pembuatan akal. Relevansi praktis dari hermeneutika dapat dilihat pada kenyataan bahwa tindakan pendidikan dalam RE harus dimaknai secara cahaya teologi dan tradisi Islam. Tindakan Tuhan tidak harus didefinisikan secara statis atau budaya yang tidak berubah. Ia ingin diinterpretasikan dalam konteks sejarah yang baru.
Penelitian empiris tertarik untuk menghasilkan pernyataan berdasarkan pengalaman. Dalam agama penelitian pendidikan yang minatnya adalah untuk menambah pengetahuan teoritis. Sebuah pendekatan terhadap realitas adalah mungkin melalui pekerjaan empiris. Makna argumen teologis tidak hanya harus berspekulasi tentang, tetapi teologi harus berjuang untuk elisitasi sistematis-empirisnya. Penelitian empiris tertarik untuk menghasilkan pernyataan berdasarkan pengalaman. dalam agama penelitian pendidikan yang minatnya adalah untuk menambah pengetahuan teoritis. Sebuah pendekatan terhadap realitas adalah mungkin melalui pekerjaan empiris. Makna argumen teologis tidak hanya harus berspekulasi tentang, tetapi teologi harus berjuang untuk elisitasi sistematis-empirisnya.
Kritik ideologi memulai proses refleksi diri dengan cara kritik ideologi untuk memeriksa kesadaran yang tidak reflektif menjadi kesadaran kritis dan untuk membebaskan subjek dari ketergantungan. Bagaimana Quran disalahgunakan? Dimensi ideologi kritis dan penelitian agama-didaktik mencoba menggunakan pendekatan profetik-kritis potensi dan untuk mengantisipasi keberpihakan opsional Tuhan.
Penulis : Dr. Kasan Bisri, MA. (Sekretaris Jurusan PAI)