Divisi Pendidikan dan Penalaran (Diknal) Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Agama Islam (PAI) UIN Walisongo Semarang mengadakan kegiatan ‘Ranah PAI’ pada Sabtu (30/03/2024) melalui zoom meeting.
Kegiatan ini dipandu oleh Andika Sugeng R sebagai pembawa acara, dimoderatori oleh Earnest Sherin Amalia dari Diknal dan Syamsudin Azis Saputra, M.Pd selaku pemateri.
Dalam penyampaian materi, Aziz menjelaskan bahwasa materi yang disampaikan kali ini mengandung dua sudut pandang karena ada yang menganggap materi ini penting dan ada yang menganggap bahwa materi ini tidaklah penting.
“Materi ini dianggap sangat penting dikarenakan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan semakin ternyadinya krisis etika, namun disisi lain materi ini juga dianggap tidak penting karena sudah dikenal dan familiar di telinga banyak orang, namun secara tidak sadar justru itulah yang menjadi tantangan bagi kita,” tuturnya.
Aziz juga menjelaskan bahwasanya pengetahuan adalah pemahaman seseorang mengenai berbagai informasi sedangkan etika adalah ilmu tentang suatu adat kebiasaan yang harus dirasionalkan.
Etika dan pengetahuan penting untuk selalu dihubungkan karena dalam proses memperoleh ilmu sangat memerlukan etika agar tidak terjadi pelanggaran dalam memperoleh ilmu tersebut.
“Etika & ilmu pengetahuan harus selalu dikaitkan, karena untuk memperoleh pengetahuan pasti akan melalui beberapa cara, maka disinilah fungsi dari etika yaitu untuk membatasi cara seseorang ketika sedang berproses untuk memperoleh ilmu pengetahuan,” ucapnya.
Pada akhir penyampaian materi, Aziz menambahkan satu petikan kata dari Imam Syafi’i yang menjelaskan tahapan seseorang dalam memperoleh ilmu.
“Tahapan pertama, ketika seseorang memperoleh ilmu, maka dia akan sombong. Kedua, semakin dia memperoleh ilmu, semakin dia tawadhu. Ketiga, semakin banyak dia memperoleh ilmu, semakin dia menyadari bahwa dirinya tidak tau apa-apa,” lanjutnya.
Melalui pesan Imam Syafi’i tersebut menyiratkan pentingnya ilmu pengetahuan dengan etika dan adab.
Aziz juga menyiratkan sebuah pesan dari jawaban pertanyaan yang disampaikan oleh peserta, bahwa ketika memperoleh sebuah ilmu maka harus didasari dengan perasaan dan tingkah laku yang baik, ketika semua itu lengkap maka ilmu yang kita dapatkan akan menjadi lebih terang dan bermanfaat.
Aziz juga menyampaikan bahwa semakin maju teknologi digital, tetaplah guru yang terdepan sebagai pembentukan adab peserta didik.
“Adab dan ilmu harus dibarengi untuk mencapai sesuatu yang lebih terang. Ilmu yang diperoleh harus disertai dengan perasaan dan tingkah laku yang baik. Teknologi semakin maju, AI berkembang semakin berkualitas, namun posisi guru tetaplah menjadi yang terdepan, karena gurulah yang terus fokus terhadap perkembangan adab peserta didik,” ungkapnya.
Penulis: Aisyah Rosy Khumairo (Kominfo HMJ PAI UIN Walisongo Semarang)