SEMARANG, 20 Januari 2022 seluruh murid dan dewan guru serta mahasiswa PPL UIN Walisongo mengikuti acara doa bersama sebagai bentuk dukungan moral kepada Tim OSA SMP Islam Al-Azhar 29. Tim terseut merupakan murid-murid yang telah menjalani seleksi periapan ajang Olimpiade Sains Al-Azhar Se-Indonesia.

Olimpiade Sains Al-Azhar Se-Indonesia pada tahun ini diselenggarakan secara online  mengingat kondisi wabah COVID-19 yang belum benar-benar hilang. Seharusnya, apabila tidak terjadi wabah  pandemi seluruh kontingen ini akan berjuang di Jakarta dalam Olimpiade Sains Al-Azhar secara langsung.

“Selamat berjuang dalam perlombaan OSA, walaupun seharusnya lomba ini dilaksanakan di Jakarta namun karena pandemi maka dilaksanakan secara online. Semoga ini tidak mengurangi semangat sedikitpun”,  sebagaimana yang disampaikan oleh kepala sekolah SMP Islam Al-Azhar 29, Bapak Margono S. Pd.

Usai sambutan tersebut, acara dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh Bapak Ja’far kemudian disambung dengan sholawat bersama  untuk mendoakan para kontingen.

Acara yang bertempat di lapangan sepak bola tersebut diikuti oleh pengenalan mahasiswa dari UIN Walisongo Semarang kepada murid-murid SMP Islam Al-Azhar 29 BSB. Terakhir, acara ditutup dengan foto bersama.

Penulis: Yulia Mayasari

Yayasan Islam Al Azhar  29 BSB Semarang bekerja sama dengan Universitas  Islam Negeri Walisongo Semarang dalam Program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Tahun 2022 secara offline. Sebanyak 42 mahasiswa PPL diterima oleh Kepala Sekolah pada Senin, 17 Januari 2022 di Aula Utama Yayasan Islam Al Azhar 29  BSB Semarang. Mahasiswa UIN Walisongo ini akan menjalani PPL selama dua bulan yang tersebar di PG TK, SD, SMP, dan SMA.

Serah terima dilaksanakan oleh Koordinator Dosen Pembimbing Lapangan dari UIN Walisongo Semarang, Dr. H. Abdul Rohman, M.Ag kepada Kepala Yayasan Islam Al Azhar 29 BSB Semarang.  Dr. H. Abdul Rohman, M.Ag  dalam penyerahan tersebut tidak lupa untuk membekali sekaligus mereview  materi pembekalan  PPL serta memberikan motivasi kepada seluruh mahasiswa agar terbentuk suasana kesinergian antar mahasiswa yang sedang PPL dengan seluruh element di Al-Azhar.

“Kedatangan mahasiswa PPL ini adalah untuk belajar dan praktek langsung. Apabila selama di perkuliahan hanya belajar teori, maka dalam kesempatan selama kurang lebih dua  bulan ini adalah tempat pengimplementasiannya. Serta harus diperhatikan mengenai kompetensi-kompentensi dasar seperti kompetensi professional maupun kompetensi kepribadian, yang harus betul-betul dikuasai oleh mahasiswa PPL” paparnya.

Selain menyampaikan point-point dasar dalam pembelajaran tersebut, Dr. H. Abdul Rohman, M.Ag juga turut memperkenalkan seluruh DPL yang ditempatkan di Yayasan Al-Azhar 29 BSB Semarang.

“DPL yang pada pelaksanaan PPL semester genap di Al Azhar ini yaitu ada Dr. Fatkuroji, M.Pd., Drs. H. Wahyudi, M.Pd., Hj. Tuti Qurrotul Aini, M.S.I., H. Ahmad Muthohar,  M.Ag, serta Nor Hadi, M.Pd.I. Semoga di bawah bimbingan para DPL beserta guru pamong ini seluruh mahasiswa PPL dapat belajar bagaimana terjadinya pembelajaran yang sesungguhnya di lapangan” sambungnya.

Lalu, setelah serah terima mahasiswa PPL dilaksanakan, seluruh mahasiswa PPL menuju DPL dan guru pamong masing-masing yang berada di Al-Azhar. Serta, dilanjutkan dengan pengenalan aktivitas yang ada di sekolah Al-Azhar dalam setiap harinya yang kemudian barulah pembagian jadwal piket para mahasiswa PPL.

Penulis: Yulia Mayasari (Mahasiswa PPL PAI 2019)

SEMARANG, 17 Januari 2021. Mahasiswa PPL FITK Semester Genap berkumpul di depan halaman kantor FITK UIN Walisongo Semarang. Sebelum berkumpul di depan lapangan tersebut, sebagian dari mahasiswa PPL melakukan swab antigen sebagai syarat dalam melaksanakan PPL secara offline di sekolah-sekolah. Sedangkan sebagian yang lain melakukannya setelah upacara pelepasan mahasiswa PPL.

Upacara ini dihadiri oleh Dekan FITK, Wadek I, wakil Dekan 2, Para Dosen DPL serta seluruh mahasiswa PPL. Dekan FITK, Dr. Hj. Lift Anis Ma`shumah M.Ag di dalam sambutanya sekaligus membuka acara pelepasan PPL , menyampaikan bahwa seluruh mahasiswa PPL adalah Duta Walisongo yang membawa nama baik almamater.

“Seluruh mahasiswa PPL yang ada di hadapan Saya ini adalah Duta dari kampus UIN Walisongo. Maka, yang namanya Duta haruslah menjaga nama baik almamater UIN Walisongo, khususnya FITK” ungkapnya.

Beliau juga menekankan bahwa sebagai Duta maka haruslah menjadi pelopor, penggerak. Seperti pelopor adanya prokes. “Mahasiswa PPL harus siap untuk saling mengingatkan prokes, baik sesama anak-anak dan tidak lupa antar sesama teman” tambahnya.

Upacara yang berlangsung sekitar 35 menit tersebut berlangsung dengan lancar dan khidmat.

Hj. Nur Asiah, Kepala Laboratorium FITK kembali menekankan agar seluruh mahasiswa PPL mematuhi semua aturan di sekolah tempat pelaksanaan PPL.

“Ingat ya, kedatangan seluruh mahasiswa PPL adalah tamu di sekolah masing-masing. Sekolah tempat belajar yang langsung ptaktek untuk mengajar. Semoga PPL yang sedang diselenggarakan ini berjalan dengan lancar” pesan Bu Asiah.

Penulis : Yulia Mayasari (HMJ PAI Angkatan 2019)

Semarang – HMJ PAI UIN Walisongo Semarang berkolaborasi dengan Yayasan Ar Rois Cendekia Semarang dan Kementerian Agama Kota Semarang adakan Lomba Cerdas Cermat (LCC) Moderasi Beragama tingkat SD/MI Sederajat se-kota Semarang pada Kamis (16/12) lalu. Lomba ini diadakan sebagai bentuk penanaman nilai moderasi beragama sejak dini.

Lomba yang diadakan di Gedung Q Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo ini diikuti oleh kurang lebih tujuh kelompok dari Sekolah Dasar yang berbeda-beda.

Saat ditemui pada akhir acara. Ketua Panitia dari pihak HMJ PAI UIN Walisongo, Nafis Mubarok menyampaikan bahwa, setiap kelompok beranggotakan 2 orang yang terdiri dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Dengan setiap kelompok diwajibkan mengikuti pembukaan yang dilanjutkan dengan babak penyisihan. Kemudian setelah babak penyisihan diambil tiga kelompok berdasarkan skor tertinggi untuk maju ke babak final.

Dalam pembukaan Lomba Cerdas Cermat kali ini. Sareadi, perwakilan dari Yayasan Ar Rois Cendekia Semarang menyampaikan bahwa Lomba Cerdas Cermat ini merupakan acara yang berkolaborasi secara langsung dengan Kemenag Kota Semarang dan HMJ PAI UIN Walisongo Semarang. Disampaikan melalui sambutannya bahwa, lomba ini merupakan serangkaian kegiatan implementasi Moderasi Beragama yang diawali dengan Camp Moderasi Beragama dan puncaknya pada Kamis malam (16/12) yakni acara Halaqoh Moderasi Beragama. Ia berharap Lomba Cerdas Cermat kali ini dapat dijadikan sebagai perantara penanaman nilai moderasi beragama bagi siswa Sekolah Dasar.

Salah satu peserta Lomba Cerdas Cermat Moderasi Beragama. Devin menuturkan, menurutnya Lomba kali ini sangat berkesan baginya dan teman-temannya. Selain mendapatkan teman baru dari sekolah yang berbeda, Devin juga menuturkan bahwa ia menjadi lebih banyak belajar dari soal-soal LCC yang diberikan baik dari soal LCC pada babak penyisihan maupun soal LCC pada babak final.

Kendal – HMJ PAI UIN Walisongo Semarang berangkatkan 200 Mahasiswa untuk mengikuti GAFMA pada pagi (19/11) tadi. Cuaca mendung yang menghadang tak menyurutkan semangat mahasiswa PAI untuk mengikuti GAFMA.

Pemberangkatan tersebut sempat terhambat dikarenakan truk yang digunakan untuk memberangkatkan peserta ternyata tidak dapat mengangkut sebanyak kuota peserta yang ada. Hal ini menyebabkan panitia harus menambah kuota truk untuk mengangkut peserta yang belum mendapatkan kendaraan.

Saat ditanyai mengenai hal tersebut. Ketua panitia, Andi Setiawan menyampaikan bahwa, hal ini terjadi karena adanya miskoordinasi antara pemilik truk dengan panitia. Namun, hal ini dapat diatasi dengan menambah kuota truk  baru untuk mengangkut peserta GAFMA tersebut.

Gathering Fun Mahasiswa PAI 2021 ini dibuka oleh Nazih Sadatul Kahfi selaku Ketua Umum HMJ PAI UIN Walisongo. Dalam sambutannya, ia mengharapkan agar mahasiswa angkatan 2021 dapat mengakrabkan diri dengan sesamanya dan terus mengembangkan diri dengan baik di berbagai bidang.

Setelah pembukaan tersebut, panitia pelaksana kemudian menyosialisasikan Photo & Tiktok Challenge. Challenge ini digunakan untuk menambah keseruan dan tentunya berhadiah. Challenge yang diadakan ini diunggah di Instagram dan Tiktok dengan mention ke akun hmjpaiuinwalisongo dan akun ketua umum HMJ PAI UIN Walisongo. Perlu diketahui juga, bahwa challenge ini ternyata tidak hanya diikuti oleh angkatan 2021. Namun, juga diikuti oleh angkatan lain yang tentunya bertemakan GAFMA dalam konten yang dibuat.

Penulis : Azka Nurfadila (Kominfo HMJ PAI 2021)

Semarang, (13/11/2021) HMJ PAI UIN Malang adakan Safari dengan HMJ PAI UIN Walisongo. Kegiatan tersebut dilaksanakan guna mempererat tali silaturahmi serta sebagai bentuk upaya menambah wawasan antara kedua himpunan tersebut.

       Safari HMJ yang diadakan secara virtual tersebut bertemakan “Membangun Tali Silaturahmi di Masa Pandemi bersama HMJ PAI UIN MALIKI”. Safari dibuka oleh pembawa acara, Fita Azkiyatur Ro’fiah yang merupakan salah satu Mahasiswa aktif PAI UIN Malang. Kemudian dilanjutkan dengan lantunan Ayat suci AlQuran yang dilantunkan oleh M. Shofiyullah.

     Firda Galuh Pratiwi selaku Ketua Umum HMJ PAI UIN Malang menyampaikan dalam sambutannya berharap dengan adanya kegiatan safari dapat menjadikan kedua himpunan saling bertukar informasi sehingga menambah wawasan antara keduanya. Ketua Umum HMJ PAI UIN Walisongo, Nazih Sadatul Kahfi dalam sambutannya pun menyampaikan rasa hormat atas dilaksanakannya kegiatan safari tersebut serta berharap kegiatan tetap berjalan secara khidmat meskipun dilaksanakan secara virtual.

   “Meskipun studi banding kali ini dilaksanakan secara online tapi harapannya hal tersebut tidak mengurangi kekhidmatan dalam acara nantinya” Ucap Nazih, Ketua Umum HMJ PAI UIN Walisongo.

    Kegiatan selanjutnya merupakan pemaparan program kerja badan pengurus harian dan juga masing-masing divisi. Dimulai dari HMJ PAI UIN Malang yang memiliki  enam divisi diantaranya: Networking, Intelektual, PSDM, Jurnalistik, Keagamaan dan Enterpreneur. Dilanjutkan pemaparan dari badan pengurus harian HMJ PAI UIN Walisongo beserta empat divisinya yang meliputi divisi internal, eksternal, pendidikan dan penalaran, serta yang terakhir pemaparan dari divisi komunikasi dan informasi.

    Setelah pemarapan antara kedua himpunan, safari tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan masing-masing himpunan diberikan kesempatan lima pertanyaan. Berlangsung selama kurang lebih dua jam safari tersebut akhirnya ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Alan Syahrial, Mahasiswa PAI UIN Malang. Safaripun diakhiri dengan sesi dokumentasi dan sapa perpisahan antara kedua himpunan.

Penulis: Widodo Febri Utomo

Launching Mars PAI dalam rangka Haflah Miladiyah Ke-51 PAI UIN Walisongo yang digelar di Auditorium 2 Kampus 3 ini digelar dengan menggunakan sistem blended. Mulai dari peresmian launching mars PAI oleh Dekan, peluncuran aplikasi SIGAP PAI, hingga pengumuman kejuaraan disiarkan juga secara online melalui channel Youtube HMJ PAI UIN Walisongo.

            Acara yang digelar kemarin (15/10) pagi, juga dihadiri oleh Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, serta berbagai delegasi dari universitas lain.

            Dalam sambutannya, Fihris selaku Kajur PAI mengharapkan mahasiswa PAI dapat menjadi mahasiswa yang SIGAP yang dapat beriringan dengan teknologi pada saat ini.

            “Memasuki usia 51 tahun ini PAI berhasil menjadi jurusan yang sangat diminati hingga saat ini. Saya berharap generasi penerus yang lahir dari PAI dapat menjadi generasi yang SIGAP. Dalam artian bisa tangkas, kuat, cepat dan cekatan sehingga bisa unggul dan berdaya saing di era industri 4.0 ini” tegasnya.

            Selain itu, Lift Anis Ma’shumah selaku Dekan Fakultas Ilmu Tabiyah dan Keguruan juga menuturkan bahwa ia turut bangga dan berbahagia atas lahirnya Mars PAI di puncak Haflah Miladiyah Ke-51 PAI ini.

            “Kita harus bangga memiliki jurusan PAI yang masih bisa menjadi favorit dan dapat diterima hingga saat ini oleh semua kalangan. Diharapkan juga jurusan PAI dapat terus menerapkan ciri khas UIN Walisongo yakni moderasi beragama. Semoga jurusan PAI menjadi lebih maju. Saya juga turut berbahagia atas lahirnya mar PAI UIN Walisongo Semarang ini.” tutupnya.

            Setelah menyampaikan sambutannya, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pun meresmikan Mars PAI dengan penandatanganan sertifikat bersama dengan Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam. Kemudian dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng yang dilakukan oleh Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

            Ketua Umum HMJ PAI UIN Walisongo, Nazih Sadatul Kahfi mengungkapkan bahwa dengan usia PAI yang cukup matang ini diharapkan semua kalangan dapat mengembangkan potensi yang ada dalam diri dengan sebaik mungkin. Serta kiranya dapat menjadi barokah untuk diri sendiri dan orang banyak.

            Acara ini ditutup dengan peluncuran aplikasi SIGAP PAI yang disampaikan oleh Duta PAI 2020. Aplikasi yang dirancang oleh Kominfo HMJ PAI UIN Walisongo Semarang ini dibuat sebagai jembatan warta secara ijmal yang berkaitan dengan  jurusan PAI melalui perealisasian media komunikasi yang atraktif dan dinamis, untuk menjadi akar esensial serta teraktual dalam memublikasikan informasi. Duta PAI 2020 juga menyampaikan bahwa aplikasi ini sudah dapat diunduh melalui laman Amazone appstore dan website HMJ PAI UIN Walisongo.

            Ditemui di akhir acara, Fajrul Falah selaku Ketua Panitia menuturkan bahwa persiapan acara tersebut telah dilakukan sejak 3 bulan sebelumnya dengan matang. Sehingga kesulitan yang dihadapi pada saat acara berlangsung bisa dikondisikan dengan baik.

Penulis : Azka Nurfadila (Kominfo HMJ PAI 2021)

Jumat (15/10/21), Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) genap berusia 51 tahun. Serangkaian kegiatan telah diselenggarakan  untuk memeriahkan hari jadi PAI ke-51. Jurusan PAI dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) bersama-sama menyelenggarakan berbagai lomba, launcing mars PAI dan ngaji budaya.

Nazih Sadatul Kahfi sebagai ketua HMJ PAI menjelaskan bahwa kegiatan harlah ini menjadi sarana untuk membangun kesadaran bersama (collective awareness) mahasiswa PAI dan membangkitkan semangat untuk berkontribusi kepada masyarakat, bangsa dan negara melalui  dunia pendidikan.

Ketua jurusan PAI, Dr. Fihris, M.Ag. mengungkapkan bahwa di usia ke-51 ini PAI menjadi semakain matang dalam memberikan pelayanan akademik serta dalam pengelolaan jurusan. Hingga kini Jurusan PAI juga telah berkontribusi kepada bangsa dengan mencetak guru-guru agama Islam. Banyak alumni PAI yang berkarir di dunia pendidikan sebagai guru agama di berbagai daerah di Nusantara, tandasnya.

Pada perayaan harlah PAI ke-51 ini, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Dr. Lift Anis Ma’shumah, M.Ag. secara resmi melaunching Mars Pendidikan Agama Islam. Kita patut bersyukur dan berbangga menjadi bagian dari keluarga besar jurusan PAI. Sebuah jurusan yang paling tua  yang tetap eksis dan diterima oleh masyarakat dengan baik. Buktinya adalah jurusan PAI termasuk jurusan favorit dan menolak banyak calon mahasiswa pada masa penerimaan mahasiswa baru, ungkapnya.

Dekan FITK mendoakan di usia ke-51, jurusan PAI semakin berjaya dan menjulang tinggi dengan mengukir prestasi. Civitas akademik PAI dan mahasiswa harus selalu inovatif dan kreatif dengan hal-hal baru, utamanya di era disruptif ini. Semoga PAI selalu sukses dan jaya, PAI-ku, PAI-mu, PAI kita semua, pungkasnya.

Program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) telah resmi digulirkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2020 melalui permendikbud No 3 Tahun 2020. Kementerian Agama merespon kebijakan tersebut dengan menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam No 7290 Tahun 2020 Tentang Panduan Implementasi Merdeka Belajar-Kampus Merdeka Dalam Kurikulum Program Studi Pada Perguruan Tinggi.

Program MBKM ini memiliki tujuaan diantaranya adalah untuk membekali mahasiswa dengan berbagai keahlian. Dengan memiliki berbagai keahlian diharapkan mahasiswa semakin lebih siap memasuki dunia kerja yang semakin kompetitif di era disruptif. Kebijakan MBKM ini memberikan keleluasaan bagi mahasiswa untuk belajar tidak hanya pada satu prodi yang ia ambil, tetapi bisa juga belajar di prodi lain baik dalam satu universitas atau lintas universitas.

Guna menyiapkan implementasi MBKM ini, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo menyelengggarakan workshop penguatan kurikulum MBKM pada Kamis sampai Jumat ( 23-24/9) di Ungaran Kab. Semarang. Kegiatan yang diikuti dosen PAI, alumni dan stakeholder lainnya menghadirkan Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag. sebagai narasumber.

Prof. Sutrisno menegaskan bahwa untuk menjalankan program MBKM perlu persiapan yang sinergis antara prodi, fakultas dan universitas. Oleh karena itu semua komponen di pertguruan tinggi harus duduk bersama untuk merumuskan kebijakan yang lebih bersifat operasional dalam bentuk pedoman teknis maupun SOP. Kegiatan workshop yang dilakukan oleh jurusan PAI ini adalah langkah yang tepat untuk mematangkan kurikulum sebagai pijakan implemetasi MBKM di tingkat jurusan/prodi, tandasnya.

Semarang-HMJ PAI menggelar kegiatan “Bincang Kepenulisan Esai” secara daring melalui platform Zoom Meeting pada Sabtu (12/09). Selain berlangsung melalui Zoom Meeting, acara bincang kepenulisan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube HMJ PAI. Tema yang diangkat dalam acara tersebut adalah “Optimalisasi Kreativitas dan Penajaman Ide Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa melalui Pelatihan Esai”.

Acara Bincang Kepenulisan Esai digelar sebagai bentuk usaha nyata HMJ PAI memfasilitasi seluruh mahasiswa PAI untuk mampu mengembangkan potensi mahasiswa khususnya melalui kepenulisan esai. Acara tersebut diikuti oleh sebanyak 130 orang peserta yang berasal dari mahasiswa PAI dan kalangan umum.

Pada acara tersebut, Nasikhin memberikan pelbagai pembahasan mengenai esai yang mengarah pada metode penyusunan teks esai. Dalam menyusun esai, terdapat beberapa langkah yang ditempuh untuk menyusun sebuah susunan esai yang lengkap. Di antara langkahnya ialah menentukan tema yang menarik, melakukan pengumpulan bahan, membuat outline, memperhatikan pemilihan kata, memulai untuk menulis, dan memberikan judul tulisan.

“Kemudian yang perlu diperhatikan dalam kepenulisan esai adalah outlinenya. Terdapat tiga bagian penting dalam outline, pertama adalah pengantar, batang tubuh, dan simpulan,“ tutur  Nasikhin.

Dalam penjelasannya, Nasikhin juga memberikan penekanan bahwasannya untuk membangun sebuah karya tulis diperlukan sumber yang jelas dan otoritatif. Terdapat pula saran untuk menggunakan sumber referensi jurnal agar data yang digunakan lebih kuat dan menghindari berbagai referensi yang berasal dari blog dan web dengan penulis yang tidak diketahui kecakapannya. Pada bagian selanjutnya Nasikhin memberikan contoh bagaimana merancang susunan esai yang lengkap mulai tahap awal hingga tahap finishing dalam sebuah esai.

“Untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam sebuah presentasi tentunya tidak akan terlepas pada seringnya latihan presentasi. Selain itu, presentasi dengan menggunakan bahasa asing seperti Bahasa Inggris dan Bahasa Arab akan memberikan kepercayaan. Persiapkan media presentasi sematang mungkin dan berikan hal yang berbeda dalam presentasi anda” tukasnya dalam memberikan tips pada akhir sesi tanya jawab.

Penulis : Abdul Hanif Fauzi (Kominfo HMJ PAI 2021)

Bincang Skripsi yang menjadi bagian dari Kajian Rutin Pendidikan Agama Islam (KANTIN PAI) jilid V sukses menggandeng Dr. H. Abdul Kholik, M.Ag. selaku Wakil Rektor II UIN Walisongo Semarang. KANTIN PAI V yang kembali digelar oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (HMJ PAI) UIN Walisongo ini mengambil tema “Tips dan Trik Menentukan Judul Skripsi”. Acara ini digelar pada Rabu (08/09) lalu melalui media Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung pada Youtube HMJ PAI UIN Walisongo.

KANTIN PAI V kali ini dipandu oleh Silvie Nurviana dan dimoderatori oleh David Hidayat. Keduanya merupakan anggota HMJ PAI UIN Walisongo Periode 2021.

Dr. H. Abdul Kholik, M.Ag dalam kesempatan ini menyampaikan bahwa membuat skripsi terutama pada judulnya merupakan suatu fase yang penting. Lancar atau tidaknya pembuatan skripsi dapat dilihat dari judul yang dibuat.

“Membuat skripsi diawali dengan rasa ingin tahu, ketika kita mendapati sesuatu di sekitar kita maka akan terbesit sesuatu. Maka dari itu, sesungguhnya membuat skripsi tergantung dari kepekaan seseorang,” ujar beliau di awal sesi pemaparan materi.

Beliau juga menyampaikan bahwa dalam mencari judul sebaiknya menggunakan pengalaman empiris dibandingkan melalui buku di perpustakaan, sebab hal tersebut akan menimbulkan kecenderungan untuk melakukan copy-paste.

“Jika diilustrasikan maka seperti saat kita memperhatikan sesuatu maka muncul pertanyaan dan rasa penasaran untuk menjawab yang merupakan awal dari ilmu pengetahuan itu sendiri.” tambah beliau.

Dalam pemaparannya, beliau menyampaikan tahapan dalam membuat judul skripsi. Mulai dari topik, masalah penelitian, menformulasi rumusan masalah, hingga berhasil membentuk sebuah judul yang baik untuk dikembangkan. Pada sesi tanya jawab terdapat beberapa peserta yang antusias mengajukan pertanyaan, seperti salah satunya pertanyaan tentang metode pengumpulan data kualitatif dalam lingkup masyarakat Majene.

Kajian ini diakhiri dengan sesi dokumentasi yang dipandu oleh Silvie Nurviana selaku MC dalam Bincang Skripsi.

Penulis : Azka Nurfadila (Kominfo HMJ PAI 2021)

Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (HMJ PAI) UIN Walisongo Semarang gelar Pelatihan Penulisan Makalah pada Minggu (22/08) lalu. Pelatihan ini digelar dalam rangka meningkatkan integritas mahasiswa dalam penyusunan makalah. Digelar secara virtual melalui zoom, tidak menyurutkan peserta untuk aktif dalam pelatihan tersebut.

Pelatihan yang dipandu oleh Nurul Habibah dan dimoderatori oleh Reineta Dian Kusumawati ini mengangkat tema “Meningkatkan Integritas Mahasiswa dalam Penyusunan Makalah”.

Sebelum dimulainya pelatihan tersebut, peserta diminta untuk mengisi formulir mengenai kesulitan dalam pembuatan makalah. Beberapa diantara kesulitan-kesulitan tersebut antara lain seperti kesulitan dalam peletakan tanda baca dan kesulitan dalam menuang serta menulis gagasan dalam sebuah makalah.

Menurut Ratna Muthia, M.A. selaku pemateri dalam pelatihan tersebut, kesulitan itu timbul karena mahasiswa tidak menjalankan konsep dasar penulisan makalah dengan baik. Konsep tersebut yakni, menulis. Menulis merupakan aspek keterampilan berbahasa tertinggi. Hal ini berarti, seseorang yang mampu menulis tentunya sudah melewati keterampilan berbahasa sebelumnya, seperti menyimak, berbicara, dan membaca.

Dalam pelatihan ini juga beliau menyampaikan beberapa materi mulai dari definisi makalah hingga kesalahan dalam penulisan makalah. Salah satu kesalahan tersebut adalah tidak diberikannya pendapat dari mahasiswa dalam penulisan makalah. Hal ini tentunya memiliki arti bahwa makalah yang ditulis hanya menghimpun pemikiran ahli tanpa menyertakan pendapat mahasiswa di dalamnya.

“Dalam menulis makalah, kita bukan hanya mengutip teori orang lain. Namun juga menyimpulkan dan membandingkan, sehingga kita berkontribusi pada makalah yang kita tuliskan,” jelas Ratna.

Di sela pelatihan penulisan makalah, beliau mengajak peserta untuk berlatih mencari kalimat kutipan langsung, kutipan tidak langsung, dan kutipan ulang menggunakan google docs. Hal ini tentu mengundang antusias peserta yang ikut serta menandai kalimat dengan warna yang ditentukan. Pelatihan ini diakhiri dengan tanya jawab dan sesi dokumentasi yang dipandu oleh Reineta.

Penulis : Azka Nurfadila (Kominfo HMJ PAI 2021)

Silakan klik tulisan masing-masing sertifikat untuk mendownload

Sertifikat Akreditasi PAI UIN Walisongo Tahun 1998

Sertifikat Akreditasi PAI UIN Walisongo Tahun 2003-2008

Sertifikat Akreditasi PAI UIN Walisongo Tahun 2007-2012

Sertifikat Akreditasi PAI UIN Walisongo Tahun 2013-2018

Sertifikat Akreditasi PAI UIN Walisongo Tahun 2018-2023

Surat Keterangan Akreditasi PAI UIN Walisongo

Surat Keterangan Berdirinya Jurusan PAI

HMJ PAI sukses menggelar kegiatan Design Training with Multiplatform dengan total peserta sebanyak 1156 orang. Design Training mengangkat tema “Memperluas Pengembangan Diri dan Kreativitas Desain Grafis Multiplatform”. Design Training digelar secara online melalui platform Zoom Meeting dan streaming kanal YouTube HMJ PAI pada Sabtu-Minggu (17-18/7). Mengusung acara dengan basis multiplatform, dalam kegiatan ini terdapat dua materi pelatihan, yaitu untuk software Photoshop dan Corel Draw.

Acara ini dipandu oleh Rahayu Ningsih (Kominfo HMJ PAI) sebagai pembawa acara dan dimoderatori oleh Ineke Nadya H (Tim Kreatif YouTube NU Online). Secara umum, kegiatan pelatihan desain dimulai dengan pemaparan teori, dilanjutkan dengan praktik desain oleh dua pemateri, dan diakhiri dengan sesi tanya jawab.

Materi training pada hari pertama (17/7) adalah materi software Photoshop. Diqqi Alvin H (Konten Kreator AISNU Jawa Tengah), memberikan berbagai materi pengenalan tools software serta praktiknya pada seluruh peserta. Pada akhir pemaparan materi dan sesi tanya jawab, Diqqi memberikan sebuah motivasi sebagai closing statement darinya, ” terus produktif, jangan takut dihujat, jangan takut gagal, dan yang harus ditakutkan adalah ketika kita menua tanpa karya.”

Di hari selanjutnya (18/7), Arfian Hidayat (Co. Bidang Infokom GP Ansor Bawang) memaparkan materi untuk software Corel Draw. Pemaparannya diawali dengan mengenalkan teori-teori umum dalam desain grafis. Arfian menuturkan bahwa “ menurut para ahli dalam bidang desain, teori merupakan hal yang penting dalam desain agar inti desain yaitu informasi dapat tersampaikan”.

Materi berikutnya adalah perkenalan beberapa teknik yang sering digunakan dalam pembuatan desain pamflet. Sesi pemaparan materi kemudian diakhiri dengan sesi tanya jawab yang cukup atraktif dari para peserta.

Pada hari kedua pula, Ketua Jurusan PAI Ibu Dr. H Fihris, M.Ag. meninjau jalannya kegiatan dengan ikut serta masuk dalam zoom kegiatan ini.

Sebelum acara berakhir, Rahayu Ningsih meminta para peserta untuk on cam guna dilaksanakannya sesi dokumentasi. Kemudian, kegiatan ini resmi ditutup sebagai tanda berakhirnya kegiatan Design Training with Multiplatform.

Penulis : Abdul Hanif Fauzi (Kominfo HMJ PAI 2021)

Lomba Da’I – Da’iyah Nasional yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (HMJ PAI) dan dimulai pada Selasa (25/05) lalu. Diikuti tidak hanya dari dalam UIN Walisongo Semarang saja melainkan juga berasal dari luar UIN Walisongo, seperti dari Palembang dan Jawa Timur.

Lomba ini digelar selama kurang lebih 1 bulan 15 hari dimulai dari Selasa (25/05) sampai Minggu (11/07). Meliputi pendaftaran, Technical Meeting (TM), pengumpulan video, publikasi, penilaian dan pengumuman juara. Koordinator divisi internal HMJ PAI, M. Zaki Masyfu’in menuturkan bahwa ada perubahan jadwal pengumuman juara lomba tersebut.

“Dikarenakan ada beberapa cabang lomba Edufest yang belum selesai penjurian untuk pengumuman juara diundur Minggu (11/07), untuk berapa lamanya dari mulai pendaftaran sampai pengumuman kira-kira ya sekitar 1 bulan setengah,” tutur Zaki.

Tahapan penilaian yang dilakukan oleh Muhammad Isrofil Mumtaz, S.Pd.I dan M. Maulana Sultan Ajila, S.Pd ini meliputi penampilan (30%) berupa kesesuaian isi dengan tema, dalil, gaya dan komunikasi pada saat penyampaian materi melalui video. Like dan Viewers (20%) dari video yang sudah diunggah. Vokal (25%) berupa suara, intonasi, dan kefasihan saat penyampaian materi melalui video. Serta, adab (25%) berupa sikap saat penyampaian materi melalui video.

Peserta lomba da’i nasional sendiri mencapai 37 pendaftar, namun hanya 28 pendaftar yang mengumpulkan karya. Dari 28 peserta yang mengirimkan karya tersebut, berhasil terpilih 3 juara yakni juara pertama diraih oleh Miftahul Jannah (JQH UIN Walisongo Semarang), juara kedua diraih oleh Ayu Sadewi (Universitas Muhammadiyah Purwokerto) dan juara ketiga diraih oleh Nurul Habibah (PAI UIN Walisongo Semarang).

Nurul Habibah salah satu peserta yang berhasil meraih juara 3 ini menyampaikan bahwa ia senang sekaligus bangga dengan keprofesionalan panitia beserta dewan juri yang terbuka mengenai penilaian dalam perlombaan ini, serta tidak ditutup-tutupi.

“Ya kalo kesannya itu senang bisa ikut berpartisipasi di lomba da’I da’iyah dalam rangka Education Festival UIN Walisongo 2021, dan menurut aku sendiri, panitia lomba dai itu sangat profesional banget dan terbuka, karena hasil penilaian akhir dari dewan juri itu diinformasikan secara terbuka melalui grup resmi dari para peserta dai daiyah tersebut, dan dari situ juga, kita sebagai peserta dai daiyah tersebut itu bisa tau dimana letak kekurangan kita dalam pembawaan materi tausiyah yang kita sampaikan, dan membandingkan dengan penampilan peserta lain yang sudah jauh lebih baik untuk dapat memperbaikinya di event-event kemudian,” ucap Nurul.

Kajian Rutin Pendidikan Agama Islam (KANTIN PAI) Jilid 3 yang diadakan Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (HMJ PAI) UIN Walisongo melalui Zoom pada Jumat (09/07) lalu, dihadiri oleh Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, Dr. Fihris, M.Ag sebagai pemateri.

Kajian kali ini merujuk kepada salah satu kebijakan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, yakni Kampus Merdeka. Dalam pembukaan Muhammad Nazilir Rohmat selaku moderator dalam kajian tersebut menuturkan bahwa kajian yang diadakan dengan tema tersebut diadakan supaya mahasiswa PAI dapat peka terhadap isu terbaru.

“Kajian PAI diadakan sebagai ajang untuk silaturahmi serta menjadi wadah diskusi supaya mahasiswa bisa peka terhadap isu-isu terbaru,” tuturnya.

Berhasil menarik perhatian calon mahasiswa baru PAI 2021, kajian dengan tema Merdeka Belajar-Kampus Merdeka; Interpretasi dan Implementasi ini memberikan pemahaman tentang perkuliahan yang akan dilakukan. Kebijakan kampus merdeka di UIN Walisongo Semarang sendiri merupakan wujud pembelajaran yang otonom dan fleksibel, sehingga diharapkan tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

“Kultur belajar tersebut dituntut dan diperlukan mengingat mahasiswa harus mampu menghadapi perubahan sosial budaya, dunia kerja, dan kemajuan teknologi yang semakin pesat. Artinya, kompetensi mahasiswa harus disiapkan sedini mungkin untuk lebih tanggap terhadap kebutuhan zaman. Dimana link and match mutlak diperlukan, tidak saja dengan dunia industri dan dunia kerja, tetapi juga dengan masa depan yang terus berubah secara cepat,” Jelas Ketua Jurusan saat menyampaikan materi.

Dalam penjelasannya, ia juga menambahkan bahwa kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, meliputi pembukaan program studi baru, sistem akreditasi perguruan tinggi, perguruan tinggi badan hukum, dan hak belajar tiga semester di luar program studi.

“Program kampus merdeka yang akan diambil oleh mahasiswa harus dikonsultasikan dengan jurusan, dalam hal ini ketua jurusan. Jadi, untuk mahasiswa yang ingin mengambil program kampus merdeka saya persilahkan, dan jangan lupa untuk konsultasi terlebih dahulu pada jurusan,” tambahnya di akhir kajian.

HMJ PAI melangsungkan Kajian PAI dengan materi pembahasan “Pendidikan dalam Bayang-Bayang Komersial” pada Sabtu (19/6). Acara ini diinisiasi sebagai bentuk respon mahasiswa PAI terhadap kebijakan PPN di bulan ini yang cukup menuai polemik di masyarakat. Acara kajian dilangsungkan secara online melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung melalui kanal youtube HMJ PAI UIN Walisongo.

Acara ini memuat 6 susunan acara di dalamnya. Di antaranya adalah pembukaan, pemantikan materi, pemaparan materi, diskusi tanya jawab dan pembagian e-sertifikat, serta penutup. Ainy Zahra sebagai moderator dalam acara ini bertugas untuk  memantik materi sebelum acara inti dimulai. “Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan cita-cita setiap bangsa. Komersialisasi penddikan dapat didefinisikan sebagai praktik berbasis ekonomi yang mencari keuntungan finansial di bidang pendidikan,” tuturnya.

Arif Bagas Adi Satria, S.Pd.  founder Societeit De Kata Mata Salatiga yang dalam acara ini memberikan pemaparan materi Penddikan dalam Bayang-Bayang Komersial. “Seharusnya berdasarkan UU no. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mengembangkan potensi spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara,” ujarnya untuk menegaskan tantangan pendidikan di era ini.

Dalam sesi diskusi tanya jawab dan pembagian e-sertifikat, terhitung terdapat 7 orang  penanya dalam sesi ini. Di sela-sela sesi tanya jawab terdapat pembagian link absensi guna pengiriman e-sertifikat kepada para peserta kajian kali ini.

Pada akhir acara kajian, Ainy Zahra sebagai moderator membacakan kesimpulan  materi serta sesi diskusi tanya jawab. “ Jika kita menjadi guru, kita harus dan dituntut untuk memiliki media yang kreatif agar anak-anak semangat dalam belajar. Lalu yang terakhir, untuk uang UKT, bagi para mahasiswa harusnya tidak menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang), karena uang UKT digunakan untuk pembangunan UKM. Jadi, alangkah ruginya kita jika tidak mengikuti UKM, karena di dalamnya ada hak kita,” simpulnya.

Sebelum acara ditutup diadakan sesi dokumentasi dengan foto bersama antara pantia, peserta, dan pemateri. Terakhir, acara ditutup oleh MC kajian PAI yakni, Tri Budi Yuniarto.

Penulis : Abdul Hanif Fauzi (Kominfo HMJ PAI 2021)

UIN Walisongo menyelengarakan Sidang Senat Terbuka dengan acara Wisuda Doktor ke-23, Magister ke-47, dan Sarjana ke-80. Acara ini diselenggarakan dengan sistem blended pada Selasa hingga Rabu (8-9/6). Prosesi wisuda sendiri, dibagi menjadi 4 kloter dan diselenggarakan di gedung Auditorium 2, Kampus 3 UIN Walisongo.

Prosesi wisuda diikuti oleh sebanyak 436 wisudawan yang terdiri dari  8 orang doktor, 20 orang magister, dan  408 orang sarjana.  Jumlah ini merupakan gabungan dari 8 fakultas dan 1 pascasarjana.

Rektor UIN Walisongo, Prof. Dr. H. Imam Taufiq, M.Ag. dalam pidatonya memberikan ucapan selamat kepada para wisudawan. Selain itu, beliau juga memberikan kutipan pesan Sunan Kalijaga kepada Ki Ageng Selo. Pesan tersebut adalah pentingnya kecerdasan, kreatifitas, dan berdoa kepada Allah.

“Jadilah pacul yang membedah sawah, yang menggemburkan tanah. Lalu obahing awak agar badan itu digerakkan untuk selalu berkreasi dan berkhidmah di tengah masyarakat. Lalu Doran, Doa marang pangeran. Kecerdasan, kreativitas itu harus, tapi jangan lupa berdoa,” tambahnya. Kemudian, acara dilanjutkan dengan prosesi doa bersama yang dipimpin oleh Dr. H. Ahmad Izzudin, M.Ag.

Acara selanjutnya adalah prosesi wisuda dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Fakultas Psikologi dan Kesehatan. Dekan Fakultas Ilmu Tariyah dan Keguruan, Dr. Hj. Lift Anis Ma’sumah, M.Ag.  yang pada kesempatan ini menyampaikan pidato juga menyampaikan pesan kepada para wisudawan FITK dan FPK .

“Amalkan semua ilmu yang telah kalian peroleh dari dosen kalian untuk kemanfaatan dan kemaslahatan. Kualitas ilmu seseorang akan semakin baik bahkan meningkat jika diiringi dengan ketulusan untuk berbagi”.

Prosesi wisuda dari FITK sendiri, khususnya dari program studi PAI diikuti oleh 27 orang wisudawan. Rizki Ananda, wisudawan terbaik prodi PAI yang dalam kesempatan ini hadir sebagai wisudawan offline mengaku bersyukur berkesempatan menjadi wisudawan terbaik dan dapat mengikuti wisuda secara offline walaupun terdapat keterbatasan.

“Ada yang kurang aja rasanya, yang mana dulu Momen Wisuda banyak orang orang nyambut, sekarang orang orang di batasi kaya keluarga buat jemput dan temen-temen lainnya. Tapi mau bagaimana lagi juga hal itu emang yang paling efektif untuk mengurangi kerumunan banyak orang, mengingat sedang terjadi pandemi Covid -19 ini,” ujarnya.

Prosesi wisuda akhirnya selesai pada Rabu, 9 Juni dengan diwisudanya wisudawan dari Fakultas Ushuludin dan Humaniora, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.

Penulis : Abdul Hanif Fauzi (Kominfo HMJ PAI 2021)

Selasa (08/06) Perkuliahan Blended Learning Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo telah selesai dilaksanakan. Blended Learning ini merupakan bentuk uji coba dengan menggabungkan antara bentuk perkuliahan offline di kampus dan online melalui media Zoom maupun Google Meet.

Blended Learning yang dilaksanakan selama kurang lebih 16 hari ini, terhitung mulai dari hari Senin (24/05) sampai hari Selasa (08/06) ternyata memberikan kesan tersendiri bagi mahasiswa Pendidikan Agama Islam Angkatan 2020 yang ikut serta di dalamnya.

“Berkesan banget, bisa ketemu temen-temen yang dulunya online sekarang bisa ketemu di kampus,” tutur Asfarina Hidayah.

Setuju dengan pendapat Asfarina, Aulia Berlia Novita pun menambahkan bahwa dalam perkuliahan Blended Learning ini jauh lebih memahamkan daripada saat perkuliahan dilaksanakan secara online.

“Aku sebenernya nggak tau berkesan yang dimaksud orang-orang itu apa, tapi memang kalo untuk blended yang di kampus itu jauh lebih paham sama penjelasan dari dosen daripada waktu online, terus lebih bisa memahami karakter temen-temen dan bisa lebih deket dari sebelumnya,” ujar Aulia Berlia Novita.

Berbeda dengan mahasiswa yang datang ke kampus, mahasiswa yang perkuliahannya melalui media virtual daring, seringkali mengalami kendala.

“Tentu berkesan sekali, terutama bagi kelas saya yang mendapat kesempatan blended. Tapi ya kadang trouble dari media virtualnya membuat penjelasan dari dosen yang berada di kampus itu kurang jelas. Mungkin hal ini bisa dicarikan solusi supaya mahasiswa yang melakukan perkuliahan secara daring juga bisa mendapatkan penjelasan yang sama jelasnya dengan yang berada di kampus,” jelas Fathul ‘Allam.

 Penulis : Azka Nurfadila (Kominfo HMJ PAI 2021)

HMJ PAI UIN Walisongo menggelar pelatihan desain grafis berbasis corel draw secara virtual pada Rabu (26/5). Pelatihan desain tersebut digelar melalui platform zoom meeting dan berlangsung kurang lebih 2 jam (pukul 14.00 WIB-16.10 WIB). Tema yang diangkat pada pelatihan desain ini adalah “ Mengembangkan Diri dengan Desain Grafis dan Berkreasi Tanpa Batas ”. Berawal dari tema tersebut, tujuan diadakannya pelatihan ini adalah untuk memfasilitasi mahasiswa jurusan PAI khususnya untuk mengembangkan minat dan bakat, serta kreativitas pada dunia desain khususnya.

Pelatihan desain grafis berbasis corel draw ini tidak hanya terbuka untuk mahasiswa PAI atupun mahasiswa UIN  Walisongo secara umum, tetapi juga terbuka untuk umum secara gratis. Dalam pelatihan ini, yang bertindak sebagai moderator yaitu saudari Rahayu Ningsih (anggota divisi kominfo HMJ PAI) dan sebagai pemateri adalah saudara M. Abdul Wahid, S.Pd. (Demisioner Ketua HMJ PAI 2015 sekaligus Founder Way Project Jepara).

Di awal pembukaanya, M. Abdul Wahid  menegaskan bahwa “yang namanya desain itu diawali dari sendiri, diawali dari minat. Orang kalau sudah tidak minat di  desain itu, kalau disuruh desain pasti kesulitan. Makanya saya minta nanti teman-teman yang sudah join disini, tentunya sudah menyiapkan apa yang harus disiapkan” tuturnya.

Pelatihan desain ini disusun dengan empat acara yang diantaranya adalah pengenalan aplikasi ( Corel Draw X7), pengenalaan tools aplikasi, teknik-teknik desain grafis, dan yang terakhir percontohan praktik desain logio dan pamflet oleh saudara M. Abdul Wahid. Di sela-sela acara juga terdapat sesi tanya jawab yang berlangsung, terhitung ada tiga pertanyaan yang dijawab pada pelatihan ini,  mengingat sangat terbatasnya waktu.

Karena diadakan secara online, tentunya juga terdapat berbagai kendala yang datang dari perangkat pribadi maupun sinyal jaringan internet. Pemilihan penyelenggaraan pelatihan desain secara online dipilih karena memang pandemi yang masih tidak stabil, sehingga mengharuskan pelatihan dilaksanakan secara online.

Setelah percontohan praktik desain oleh narasumber, M. Abdul Wahid, acara ini pun ditutup oleh Rahayu Ningsih, selaku moderator kegiatan ini. Dalam penutupan acara, Rahayu Ningsih memberikan beberapa poin penekanan acara pada siang hari itu.

Dia menuturkan bahwa “ Corel Draw yaitu sebuah program komputer editor grafk yg berfungsi untuk mengelola gambar dan banyak digunakan di bidang publikasi, percetakan dan bidang lainnya. Fungsi corel draw itu bisa digunakan membuat desain logo, pamflet, undangan, dsb. Ada juga yang perlu dicatat dalam memuat desain grafis yaitu menggunakan font maksimal 3 atau 4 macam, warna tidak terlalu mencolok, background sesuai dengan tema, variasai font tebal dan tipis, dan tambahan ikon dan ilustrasi.

Setelah acara pelatihan ditutup, penanggung jawab kegiatan mengingatkan para peserta untuk mengisi presensi pada pelatihan desain ini dan menunggu e-sertifikat  yang akan dibagikan di dalam grup peserta.

Penulis : Abdul Hanif Fauzi (Kominfo HMJ PAI 2021)