Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (HMJ PAI) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang kembali adakan Lomba Dai Daiyah Nasional. Lomba ini digelar sejak Senin (02/05) hingga Selasa (07/06) lalu. Lomba yang digelar dalam rangka Education Festival 2022 ini puncaknya diadakan secara offline di Auditorium 2 Kampus 3 UIN Walisongo Semarang.
Pada Pagelaran Budaya dan Pengumuman Kejuaraan Education Festival 2022 yang diadakan Rabu (08/06) lalu terdapat tiga finalis yang berhasil menyandang gelar juara. Ketiga finalis tersebut adalah Mahdiyah Medina Fachruddin dari UIN Sunan Ampel Surabaya, Munsyidatun Nafi’ah Alkhoiriyyah dari STAI Khozinatul Ulum Blora, dan Muhammad Rizal Pahlevy dari IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Koordinator divisi Internal HMJ PAI, Fathul ‘Allam menyampaikan bahwa anggotanya sempat mengalami kendala dalam menyiapkan lomba tersebut.
“Hal pertama yang saya rasakan sebagai salah satu panitia lomba ini yaitu, kaget karena perubahan tranformasi dari online saja ke online-offline, Sehingga dari kami sedikit terkendala terkait persiapan yang dibutuhkan dalam menyelenggarakan kegiatan ini. Terkait pengumuman juara, Alhamdulillah dilaksanakan dengan tepat bersama DEMA FITK UIN Walisongo Semarang” tutur ‘Allam.
- Faza Nasrullah selaku Ketua Panitia Lomba Dai Nasional juga menuturkan bahwa tak hanya untuk memeriahkan Education Festival 2022 yang diselenggarakan oleh DEMA FITK UIN Walisongo. Lomba ini juga bertujuan untuk menggali bakat dan potensi para peserta lomba dalam bidang dakwah Islamiyyah serta membentuk karakter dan kepercayaan diri oleh peserta. Hal ini tentunya tertuang dalam kriteria penilaian yang dilakukan oleh juri.
Tahapan penilaian yang dilakukan oleh Syarif Hidayat, S.Pd dan Slamet Riyanto, S.Pd ini meliputi penampilan (40%) berupa kesesuaian isi dengan tema, dalil, gaya dan komunikatif pada saat penyampaian materi. Vokal (30%) berupa suara, intonasi dan kefasihan saat menyampaikan materi. Serta, Adab (30%) berupa sikap dan pakaian yang dikenakan saat penyampaian materi.
Peserta Lomba Dai Nasional sendiri mencapai 13 peserta dari berbagai daerah seperti Semarang, Blora, Purwokerto, Cirebon, Surabaya dan masih banyak lagi. Medina salah satu peserta asal Surabaya yang berhasil meraih juara 1 ini menyampaikan bahwa menjadi dai adalah cara untuk menjadi orang yang bermanfaat dengan mensyiarkan kebaikan terutama ajaran Islam. Ia juga menyiapkan materi berdasarkan referensi terpercaya serta berusaha memahami materi yang ia sampaikan.
“Saya ucapkan terimakasih kepada seluruh jajaran direksi, petinggi, staf UIN Walisongo, serta para panitia dan dewan juri yang sudah menyelenggarakan acara ini. Yang mana menurut saya acara ini sangat bermanfaat terutama bagi generasi milenial, mahasiswa, mahasiswi, agar mereka terus mengasah bakat mereka dan berusaha untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi sesamanya” sambung Medina.